Kamis, 11 Januari 2018

Jurnal 2 (KOMPRESI CITRA DENGAN METODE SCAN)

Nama Kelompok         : - Aldo Kurnia Septiandi       (1B117039)
                                      -  Ifan Efendi                         (1B117043)
Kelas                           :    2KA05


Ringkasan Jurnal
KOMPRESI CITRA DENGAN METODE SCAN  

Riko Arlando Saragih1, Roy Rikki Hutahean2
1Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Kristen Maranatha 
Jl. Surya Sumantri 65 Bandung 40164
Telp. (022) 2012186 ext. 247
 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Kristen Maranatha
 Jl. Surya Sumantri 65 Bandung 40164
E-mail: riko_saragih@yahoo.com

ABSTRAK
            Kompresi citra merupakan sebuah proses yang berkaitan dengan pengurangan alokasi bit yang diperlukan untuk merepresentasikan sebuah citra digital secara efisien. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan bit redudansi (ekstra) yang terdapat pada citra digital tersebut, khususnya redudansi spasial. Dalam tulisan ini metode SCAN digunakan karena metode ini mampu memanfaatkan sifat redundansi spasial dengan memperhatikan pola SCAN. Hasil simulasi memperlihatkan bahwa rasio kompresi meningkat sebanding dengan ukuran citra yang akan dikompresi. Hal ini terjadi karena semakin besar ukuran citra yang akan dikompresi, maka semakin besar jumlah bit redudansi yang dapat dihilangkan (kami menggunakan citra grayscale dalam pengujian).
Kata Kunci : kompresi, metode SCAN, rasio kompresi, citra

1.      PENDAHULUAN
            Citra ialah fungsi intensitas cahaya dua-dimensi f(x,y), dimana x dan y merupakan koordinat spasial (bidang), dan nilai f pada suatu titik (x,y) sebanding dengan kecerahan (brightness) dari citra di titik tersebut. Kecerahan yang dimaksud berasal dari sumber  cahaya, dan cahaya adalah suatu bentuk energi. Citra dapat dilihat karena adanya berkas cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda sekitarnya. Sumber cahaya menerangi sebuah obyek, lalu obyek tersebut memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera, pemindai (scanner) dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra tersebut terekam.
            Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekam data dapat bersifat optik berupa foto, analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik. Citra yang dimaksudkan di dalam tulisan ini adalah citra biasa (still image).

2.      METODE SCAN
            Kompresi citra dilakukan dengan mengurangi jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan suatu citra dengan mengambil keuntungan dari bit-bit ekstra (redundancy) yang terdapat pada citra digital. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan representasi citra yang membutuhkan memori yang kecil. Kompresi dicapai dengan penghilangan satu atau lebih dari tiga basic redundancies data yang terdapat pada citra digital, antara lain:
1. Coding Redudancy : timbul akibat kurang optimalnya pengkodean yang digunakan.
2. Interpixel Redudancy : timbul akibat korelasi di antara pixel-pixel dari citra. 
3. Psychovisual Redundancy: timbul akibat adanya data yang tidak dapat diterima oleh sistem visual manusia.
            Kompresi citra disusun oleh dua struktur blok yang berbeda, yaitu: Encoder dan Decoder, seperti diperlihatkan pada Gambar 1. 
Screenshot_13.png
Gambar 1. Diagram Blok Sistem Kompresi Citra

Diagram alur dari proses kompresi dengan menggunakan metode SCAN ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :


Screenshot_14.png
Gambar 2. Diagram alur proses kompresi dengan metode SCAN




3.      PEMBAHASAN
            Lima buah citra grayscale 8 bit, format “*.bmp” dan ukurannya yang berbeda-beda digunakan sebagai citra masukan untuk pengujian metode kompresi ini. Kualitas kompresi citra dinilai dengan menghitung rasio kompresi pada masingmasing citra masukan. Karakteristik dari citra masukan yang akan diujikan secara umum sama, yaitu masing-masing berdimensi baik 64 x 64 piksel, 96 x 96 piksel, 128 x 128 piksel, dan 160 x 160 pikse serta alokasi bit per piksel adalah 8 bit. Pemilihan kelima citra ini untuk pengujian adalah karena kelima citra ini merupakan citra yang umum digunakan sebagai sampel untuk proses kompresi

Tabel 2. Rasio kompresi untuk citra masukan dengan dimensi 64 x 64 piksel
Screenshot_12.png

Tabel 3. Rasio kompresi untuk citra masukan dengan dimensi 96 x 96 piksel
Screenshot_16.png

Tabel 4. Rasio kompresi untuk citra masukan dengan dimensi 128 x 128 piksel
Screenshot_15.png

Tabel 5. Rasio kompresi untuk citra masukan dengan dimensi 160 x 160 piksel
Screenshot_17.png

            Berdasarkan Tabel 2, 3, 4, dan 5 dapat dilihat bahwa rasio kompresi yang dihasilkan relatif meningkat sebanding dengan bertambahnya dimensi citra masukan yang digunakan. Hal ini terjadi karena semakin besar dimensi citra yang digunakan, maka jumlah bit ekstra yang dapat dihilangkan semakin banyak. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara spasial nilai piksel antar piksel yang bertetangga sama (hampir sama).

4.      KESIMPULAN
            Metode SCAN terbukti dapat melakukan kompresi citra karena mampu menghilangkan beberapa bit ekstra yang terdapat pada citra sehingga ukuran citra yang sudah dikompresi dapat direduksi (rasio kompresi lebih besar daripada satu).


Daftar Pustaka
·         Bodden, Eric., Clasen, Malte., dan Kneis, Joachim. (2004). Arithmetic Coding Revealed.
·         Chen, Chao S. & Chen, Rong J. (2006). Image Encryption and Decryption Using SCAN Methodology, IEEE.
·         Mannicam, S.S. & N. Bourbakis. (2004). Lossless Compression and Hiding Image.  Pattern Recognition  Letters 37 (2004) 475 - 486.
·         Wijaya, Marvin Ch & Agus Prijono. (2007). Pengolahan Citra Digital Menggunakan MatLAB. Bandung: Informatika.
·         https://www.neliti.com/publications/127775/kompresi-citra-dengan-metode-scan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar